MEMPERTAHANKAN KEARIFAN LOKAL RUMOH ACEH DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN MASYARAKAT PASCA GEMPA DAN TSUNAMi
[ (353.9 Kb)
]
2010-02-27, 4:20 AM
Abstrak
”Belajar dari pengalaman”
rumoh Aceh (rumah kayu
berbentuk panggung)
pasca gempa dan tsunami
26 Desember
2004 merupakan suatu
langkah
penting mengingat
kearifan lokal
bukan aturantertulisnamun
hanyapetuah (hadih maja)yang
mudah
ditinggalkan. RumohAcehmampubertahandarigempadantsunamikarenastrukturnyayangsalingmengunci danrigidmaupunpemilihanbahandanperhitunganproporsisertaskalayangtepat.Namundua
faktor kelemahan rumoh Aceh
perlu dicermati. Faktor pertama, sifat kayu. Faktor
kedua,dinamika penghuni. Contohnya toilet
dan
sumur
yang di
luar rumah sulit
diakses
oleh orang
lanjutusiaatauparapenyandangcacat.Dulukonsepinimerujukpadanilaiagamabahwarumah
harus suci
karena
rumah berfungsi
juga
sebagai
tempat ibadah. Adaptive
reuse (alih fungsi) kemudian
menjadi alternatif agar
rumoh
Aceh
tetap
dapat digunakan
sebagai
tempat tinggal, misalnyasudutseramboelikot(ruangbelakang)di-redesign(dirancangulang)menjaditoiletdan sumur.Adaptivereuselainnyadapatdijadikancontohbaiksepertialihfungsisebagianseuramoe
keue(ruangdepan)menjadigaleri;lantaidasarmenjadiwarung;sertakamarmenjadihomestay. Infilldesign(penambahandesainelemen)jugamerupakanidelain,misalnyapenambahanbalok diagonal,
ramp,dan bordies.
Hal-haltersebutmerupakaninputyangtepatuntukmempertahankankearifanrumohAcehdalam dinamikakehidupan masyarakat
pasca gempa dantsunami.