PERKAMPUNG TUA DI TENGAH KOTA, UPAYA MEWUJUDKAN KAWASAN BANTARAN SUNGAI SEBAGAI KAWASAN BUDAYA BERJATIDIRI
[ (443.0 Kb)
]
2010-02-27, 4:24 AM
Abstrak
Penataan
ruang perkotaan yang marak belakangan ini telah mengakibatkan pergeseran
karakter wajah kota yang ditandai mulaitergusurnya kawasan
tua kota. Kecenderungan ini terjadi akibat pendekatan kebijakan penataan ruang
kota yang tidak berpihak dan menutup perkembangan karakter asli kota.
Kesejatiandiri kawasan perkotaan menunjukan nilai lokalitasyang dipengaruhi aspek kesejarahan. Menjamin keberadaan kawasan bersejarah kota akan menjamin kesempatan bagi
generasi masa depan untuk merasakan ruang dan bentuk kota yang unik dalam periode sejarah tertentu. Kajian dilakukan pada dua kawasan
di dua kota berbeda yaitu Kota Pekanbaru dan Kota Siak Sri Indrapura. Kawasan
Kampung Bandar Senapelan merupakan kawasan asal mula berdirinya Kota Pekanbaru
yang masih memiliki objek sejarah arsitektural. Bangunan-bangunan tua di
kawasan ini mulai terancam keberadaanya tergantikan
dengan bangunan-bangunan baru yang tidak lagi menunjukan karakter lokal. Sedangkan Kawasan Pasar
Lama di Siak Sri Indrapura merupakan bagian kota dari pusat Kesultanan Siak
yang merupakan kesultanan Melayu terakhir di Riau. Kawasan yang syarat sejarah
dan objek arsitektural ini mulai tertekan oleh pesatnya tumbuh kembang Kota
Siak Sri Indrapura. Meskipun kedua kawasan ini merupakan kawasan tua kota,
namun upaya menuju kawasan budaya berjatidiri dapat melalui strategi dan
pendekatan yang berbeda. Pada Kawasan
Senapelan dapat dilakukan dengan menitikberatkan penanganan dengan tetap menghidupkan kemajemukan fungsi kawasan,
melindungi kondisi lingkungan dan bangunan-bangunan tua yang mencerminkan
karakter asli dan nilai sejarah kota. Sedangkan untuk Kawasan Pasar Lama lebih menitik
beratkan pada pendekatan sebagai kawasan preservasi dan konservasi kota,
mengingat nilai dan kandungan sejarahnya.
Kata Kunci: Perkampungan
Tua, Berjatidiri, Karakter Kawasan